Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

USTADZ ABDUL SOMAD AL-KADZDZAB MENGINGKARI KETINGGIAN ALLAH DI ATAS LANGIT

MUKADDIMAH Keyakinan bahwa Allah itu Maha Tinggi dan berada di atas, sejatinya merupakan keyakinan yang telah terpatri dalam fitrah kaum muslimin secara umum. Ungkapan-ungkapan mereka yang biasa kita dengar semisal; “Kita serahkan pada Yang di Atas”…, “Kalau Yang di Atas telah berkehendak”…., dan lain-lain yang semisal, adalah bukti bahwa sebenarnya hati kita tidak bisa memungkiri keberadaan Allah di atas segenap makhluk. Di samping juga mereka—ketika berdoa dan berharap kepada Allah—kedua tangan serta kepala mereka menengadah ke atas, tidak ke samping, dan tidak ke bawah. Kita tidak pernah mendengar ungkapan kaum muslimin yang menyatakan; “Kita serahkan saja pada yang tidak di bawah dan tidak di atas”…, atau “Kita serahkan pada Dzat yang ada di mana-mana”… Sungguh kita tidak pernah mendengar yang demikian terucap oleh lisan mereka. Namun sungguh sangat disayangkan, sebagian tokoh yang mengaku bermadzhab Asy’ary dan memperjuangkan madzhab Imam Abul Hasan al-Asy’ary ju

IBNU SINA ADALAH SETAN DARI KALANGAN MANUSIA

》Orang-orang memberi nama: ▪ Sekolah “Ibnu Sina” ▪ Apotek “Ibnu Sina” ▪ Rumah Sakit “Ibnu Sina” ▪ Kamar “Ibnu Sina” ▪ Laboratorium “Ibnu Sina” ● Tahukah mereka, siapakah Ibnu Sina? Mari Menelisik Hakikat Ibnu Sina ? Ibnu Sina – semoga Allah tidak meridhoinya- memiliki nama Al Husein bin Abdillah. Dia sangat terkenal di bidang kedokteran sehingga banyak orang memujinya dan mengabadikan namanya di bidang kesehatan, bahkan menisbahkannya dengan Islam.Padahal dia memiliki kesesatan yang Islam berlepas darinya. Bacalah keterangan ulama Salafy, yang dulu maupun sekarang, tentang siapa Ibnu Sina.Agar kita tidak ikut latah memuji dan menyandarkan namanya sebagai “Dokter Islam”. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Ibnu Sina itu seorang Syiah Rafidhah dari sekte Qaramithah.Dia mencela dan merendahkan kehormatan para shahabat radhiyallahu anhum. Ibnul Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah berkata dalam Ighasatul Lahafaan 2/267 : “Imamnya orang-orang yang menyimp

MENGKRITISI KEABSAHAN HADITS-HADITS KITAB IHYA ULUMIDDIN KARYA AL-GHAZALI

MENGKRITISI KEABSAHAN HADITS-HADITS KITAB IHYA ULUMIDDIN Kiranya tidak berlebihan kalau kita mengatakan bahwa kitab Ihyâ’ Ulûmiddîn adalah termasuk kitab berbahasa Arab yang paling populer di kalangan kaum Muslimin di Indonesia, bahkan mungkin di seluruh dunia. Kitab ini dianggap sebagai rujukan utama, sehingga seorang yang telah menamatkan pelajaran kitab ini dianggap telah mencapai kedudukan yang tinggi dalam pemahaman agama Islam. Padahal kiranya juga tidak berlebihan kalau kita katakan bahwa kitab ini termasuk kitab yang paling keras diperingatkan oleh para ulama untuk dijauhi, bahkan di antara mereka ada yang merekomendasikan agar kitab ini dimusnahkan![1] Betapa tidak, kitab ini berisi banyak penyimpangan dan kesesatan besar, sehingga orang yang membacanya apalagi mendalaminya tidak akan aman dari kemungkinan terpengaruh dengan kesesatan tersebut, terlebih lagi kesesatan-kesesatan tersebut dibungkus dengan label agama. Di antara kesesatan besar yang dikandung buku in